Minggu, 05 Mei 2013

Kanna Si Penyayang


                Cuit...cuit...cuit...
                Burungpun mulai berkicau di pagi yang cerah ini. Kanna, gadis desa berambut ungu itu cepat-cepat memakai topinya dan langsung pergi menuju ladang bunga matahari milik kakeknya. Sambil menanam benih bunga matahari, ia bersenda gurau dengan Luke, tupai peliharaannya. Ia juga memilki 3 hamster kecil, 2 kucing, beberapa kelinci, dan seekor kuda poni di rumahnya. Ia sangat sayang sekali pada binatang dan selalu sabar dalam merawat binatang peliharaannya.
                Luke adalah binatang peliharaan yang paling disayanginya. Luke adalah binatang pertama yang Kanna pelihara. Dulu, Kanna anak yang benci dengan binatang. Ia selalu usil dan kasar pada binatang. Ia tidak suka jika ada binatang yang mendekatinya. Jika ia benar-benar marah, ia akan mengambil sapu dan memukul kepala binatang itu dengan sapu. Setelah binatang itu lemas, ia akan mengurungnya dalam kandang sempit dan membiarkannya tidak makan minum. Kakeknya selalu menegur dan  mengingatkannya agar tidak menyakiti binatang.
                Saat itu, Kakek Kanna sedang sakit. Ia berbaring di tempat tidur. Kakinya lemas dan ia tidak mampu untuk berjalan. Satu-satunya orang yang dapat membantunya hanya Kanna, karena mereka hanya tinggal berdua.
                Pagi itu, Kakek menyuruh Kanna untuk mengambil benih bunga matahari di desa tetangga. Kanna lalu pergi dengan topi kebun kesayangannya dan syal hangat yang menyelimuti tubuhnya. Setelah mendapatkan benih, Kanna berniat untuk mampir ke ladangnya. Di tengah perjalanan, hujan tiba-tiba turun deras. Ia langsung berteduh di gubuk kecil pinggir jalan. Di saat menunggu hujan reda, ia tidak sengaja melihat sesuatu yang bergerak di belakang semak-semak. Ia penasaran dan langsung pergi ke semak-semak itu. Saat semak-semak itu dibuka, betapa terkejutnya ia melihat seekor anak tupai yang terluka parah. Kakinya berdarah dan ia basah kehujanan.
                 Saat itu Kanna berniat untuk tidak mempedulikannya.  Karena tupai itu terus memandanginya, ia jadi merasa iba dan akhirnya hati Kanna luluh. Segera ia langsung mengambil dan membungkusnya dengan syal agar tidak kedinginan. Ia berlari menuju rumah sambil mendekapnya dan tidak mempedulikan hujan turun. Sampai di rumah dengan keadaan basah kuyup, ia lalu mengambil handuk dan mengeringkan bulunya. Ia lalu mengobati kaki tupai yang terluka parah. Ia berdoa agar tupai itu tidak mati dan ia berjanji akan terus merawatnya sampai sembuh.
                Dua minggu setelah kejadian, tupai itu akhirnya sembuh. Ia dapat dapat memanjat dan berlari dengan cepat. Hati Kanna merasa sangat bahagia. Ia menamai tupai itu dengan sebutan Luke dan mulai saat itu ia selalu menyayangi binatang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar